KALAU ADA SUKA BERANTEM, KALAU
GAK ADA SUKA KANGEN. Pernah denger kata itu gak sih? Biasanya sama keluarga
ngalamin kaya gitu. Saya juga pernah rasain itu saat ke mamah dan ke adik ke 2
saya. Kalau ke mamah bukan ke berantem, tapi suka gak mau kalau disuruh dan
suka males kalau diomelin hehe kalau sama adik saya yang kedua, sering berantem
padahal yang diributin itu hal kecil. Setelah makin berumur, makin ngerti
“ngapain sih berantem padahal cuma gitu doang”.
Namanya juga penyesalan ya. Dulu
saya bukan orang yang deket sama mamah, karena mamah tipe yang galak tapi
sayang, yang bawel tapi ada benernya juga. tahun 2015 mamah dipanggil Sang
Pencipta. Gak bisa bayangin saat itu “BENER-BENER GAK ADA YANG BAWEL, GAK ADA
YANG MARAH KALAU TIAP PULANG LEBIH DARI 7 MALEM DAN GAK ADA YANG LAIN-LAINNYA.”
Ngerasa banget sepi. Sekarang di rumah tinggal ber 4, sama ayah, aa dan caca.
Gak ada mamah aja sepi banget, padahal kalau dulu masih ada mamah rumah tuh
kaya rame banget. Berarti banget 1 orang gak ada di rumah bisa ngerubah suasana
sampe sesepi ini.
KADANG SUKA MIKIR, KENAPA YA
ALLAH NGAMBIL MAMAH CEPET BANGET. BELUM JUGA LIAT ANAKNYA LULUS, WISUDA, SAMPE
NIKAH ATAU SEKEDAR PARENTING SOAL CUCUNYA NANTI.
Tapi saya baru belajar bersyukur
saat tau ada orang yang lebih “sepi” dari saya. RIDZKY. Dia itu temen kelas
saya pas kuliah. Gak lama mamah meninggal, ada kabar kalau orangtua Ridzky juga
meninggal. Saya kira ibu ATAU bapaknya yang meninggal, tapi saya salah.Ternyata
yang meninggal itu adalah Ibu dan bapaknya Ridkzy. SAYA DITINGGAL MAMAH AJA
NANGISNYA SEDIHNYA BERLARUT-LARUT, GIMANA INI YANG DITINGGAL 2 ORANGTUA
SEKALIGUS. Sempet nanya sama Ridzky kejadiannya gimana. Dan Ridzky mau cerita.
Pernah gak sih kalian denger,
biasanya sih denger hal ini kalau lagi ada kajian pendalaman ESQ gitu, kayak
kita dibawa buat nangis-nangis gitu dan mikir sesuatu biasanya soal orangtua
atau keluarga kita. Saya pernah denger pas ada materi di SMA, motivatornya
ngomong dengan kata-katanya gini, “COBA KALIAN BAYANGKAN SAAT KALIAN PULANG KE
RUMAH, KALIAN MELIHAT BENDERA KUNING TERPAMPANG
DI DEPAN RUMAH KALIAN. KALIAN BINGUNG, SAAT KALIAN MEMASUKI RUMAH, SUDAH BANYAK
ORANG YANG BERDOA SEMBARI MENANGIS. KENAPA DI SAYA? SIAPA YANG
MENINGGAL?—KALIAN DAPATIN TERNYATA YANG TERBUJUR KAKU DISELIMUTI KAIN BERWARNA
COKLAT ITU ADALAH ORANGTUA KALIAN.”
Ridzky tau betul rasanya. Ridzky
waktu itu sedang kuliah di Bandung dan dia mendapat kabar dari group smp, saat
dia menanyakan ada apa ke kakanya, kaka-kakanya Ridzky tidak berani untuk
memberi tahu. Yang penting saat itu, Ridzky harus segera pulang ke Karawang.
Dia bingung kenapa semendadak itu, dia bertanya kepada kakanya namun kakanya
tidak menjawab. Perasaan Ridzky bingung, dia pun langsung bergegas pulang. Waktu
itu Ridzky diantar teman kelas saat kuliah dan teman nongkrong selama kuliah di
Bandung. Begitu sampai di Karawang, dia bingung dan kaget sudah ada banyak
orang di rumahnya, tidak lama ada mobil ambulance
juga menghampiri rumahnya. Dia melihat ada keranda yang diturunkan dari mobil.
Dia pun bertanya kepada kakanya dan kakanya tidak juga menjawab hanya menangis.
Tidak lama ada mobil ambulance datang
lagi ke rumahnya. Ada 2 mobil ambulance
datang, Ridzky semakin takut. TERNYATA YANG ADA DI KERANDA ITU ADALAH IBU DAN
BAPAKNYA. Saat ibu dan bapak Ridzky terbujur kaku dengan diselimuti kain kafan
berwarna putih, Ridzky pun sudah tidak bisa melihat wajah kedua orangtua nya
untuk terakhir kali. Hal ini disebabkan karena Ridzky cerita muka dari orangtua
nya itu ada yang rusak. Namun Ridzky yakin orangtua nya meninggal dengan
keadaan tersenyum menghadap Allah.
Ternyata penyebab meninggal ibu
dan bapaknya Ridzky adalah kecelakaan. Kecelakaan itu terjadi di Purwakarta,
saya dengar dari Ridzky saat itu ibu dan bapaknya hendak pergi ke suatu tempat.
Ibu dan bapaknya Ridzky pergi menggunakan motor. Begitu setia ibunya Ridzky
menemani bapaknya. Dan saat itulah takdir keduanya harus menghadap Sang Ilahi.
Saat di perjalanan, ada sebuah CONTAINER
yang kelebihan muatan posisinya di atas jalan. Kebetulan posisi motor ibu dan
bapak Ridzky itu di bawah. Saat CONTAINER
melaju dan kelebihan beban, materialnya itu jatuh ke bawah dan mengenai ibu
dan bapaknya Ridzky. Saya dengar seperti itu, sempat dibawa ke rumah sakit
namun nyawa keduanya tidak tertolong.
Saya yang mendengar cerita dari
Ridzky seketika menangis ingat mamah kembali. Ridkzy juga saat menceritakan hal
itu pada saya, matanya sudah berkaca-kaca, ingin menangis tapi saya tahu hal
itu dia tahan. Coba kalian bayangkan, kalau kalian di posisi Ridzky. Saya saja
yang ditinggalkan mamah sedihnya amat sangat, bagaimana ini seorang anak bungsu
laki-laki yang DITINGGAL KEDUA ORANGTUANYA SEKALIGUS DALAM SATU WAKTU. Allah
tau mana yang terbaik buat hambanya. Allah gak bakal kasih cobaan diluar batas
kemampuan kita. Kita cuma bisa berusaha dan berdoa semaksimal mungkin. Kadang
kita masih suka gak bersyukur, saya juga saat ada mamah males ini itu, giliran
sudah tidak ada kerasa sekali. Bagaimana perasaan Ridzky yang ditinggal ibu dan
bapaknya? Kakaknya sudah menikah. Dan dia tinggal sendiri sekarang. Ridzky
cerita kepada saya, dia tipe anak laki-laki yang cukup manja kepada ibu
bapaknya dan sekarang dia hanya bisa memendam “kemanjaannya” itu saja.
Kalau saya merasa kangen sama
mamah, saya suka menghubungi Ridzky sekedar cerita. Ridzky selalu bilang,
“WAJAR SIP KALAU LU KANGEN SAMA NYOKAP, GUE JUGA GITU KO. DOAIN AJA TERUS SIP.
JADIIN SEMANGAT JANGAN TERPURUK”. Disitulah definisi bersyukur saya. Ada orang
yang lebih merasakan “PAHIT” nya hidup sudah tidak ada ibu dan bapak, tapi
masih bisa memotivasi orang lain.
Bersyukurlah kalian yang masih
“sempet” dimarahin, diomelin, dicerewetin sama ibu dan bapak kalian. Rasanya
saat mamah udah ninggalin keluarga, saya merasa omongan mamah benar. hal yang
mamah suka bilang kepada saya atau wejangan jangan ini itu benar adanya.
Bersyukur dengan hal kecil bisa membuat kita bisa lebih bersyukur dengan apa
yang kita miliki sekarang. Semangat buat Ridzky. Insyallah Allah tau kenapa hal
ini terjadi sama kita ataupun orang lain diluar sana yang sudah tidak mempunyai
ibu/bapak. Lebih menjaga keluarga satu sama lain, lebih menghargai waktu
menghargai apa yang diucapkan dan LEBIH BERSYUKUR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar